Someone... (part 1)

Dia lahir,dari keluarga yang begitu berwarna. Memang warnanya bukan warna-warni pelangi,melainkan warna-warna kesuraman. Sejak kecil dia terbiasa hidup 'sendirian',sekalipun kenyataannya tidak. Dahulu, saat anak-anak TK seusianya bangun dengan bisikan dan belaian lembut,dia justru harus menahan amarah dan tangisnya karena sang bunda membangunkannya dengan kasar, dengan teriakan-teriakan yang merobek hati. Suara-suara menyakitkan.

"Mamah,sakit...iket rambutnya pelan-pelan dong ma," isaknya tanpa airmata,tak lama setelah ia mengenakan sendiri seragam TKnya dengan rapi.Tapi sang bunda sama sekali tidak menggubris. Pedas sekali rasanya kulit kepala, ditarik kencang-kencang dan disatukan oleh sebuah karet gelang yang tak jarang membuat rambutnya tercabut saat dilepas.

Airmata gadis itu,tidak jatuh mengalir merembesi pipi. Tapi terjatuh ke dalam ulu hatinya,melukai luka-luka yang belum sempat sembuh. Perih sekali,

"Nadiraa...?Nadiiraa??"
"sudah sana berangkat," ujar sang mama sambil mendorong bahu putrinya. Sekali lagi gadis itu meneteskan airmata yang tak ketara.Ia ingin marah,karena sang bunda mencengkeram bahunya lumayan keras. Lagipula, Perutnya lapar,amat berharap sang bunda sudi membuatkan sesuap sarapan pagi.

"Mah?"
"Nadira??berangkat enggak?" suara Tania,tetangganya mulai terdengar tidak sabar.
Nadira kecil mengurungkan niatnya. Langkah kakinya mulai menapak. Langkah kecil yang ragu. Dia ingin sekali berpaling,dan menunjukkan air matanya kepada sang bunda.

aku hanya akan dimarahi...sudahlah,

"hari ini kamu bawa bekal apa,Na?"
Nadira kecil tersenyum manis. Wajah polosnya meredup, dia menggeleng dalam posisi menunduk. "Aku enggak bawa bekal,Nia. Emangnya harus bawa ya? Biasanya juga enggak kan?"

"Tapi kata bu guru,hari ini kita kan mau jalan-jalan?"
Nadira menepuk jidatnya. Dia merutuk dalam hati,"Oh iya,Nia...aku lupa,"
Bibir kecil itu mengatup. Berlari ke depan,lalu mengajak Tania berlarian.

Kenapa aku tidak bisa marah? Kenapa...Kenapa,padahal kata Mama kita boleh marah kepada orang yang memperlakukan kita dengan buruk. Tapi kenapa aku tidak bisa marah kepada Mama,bahkan hanya untuk bertanya " Kenapa aku diperlakukan seperti itu,Ma?"

Nadira merenung...
15 tahun sudah berlalu.
Tapi pertanyaan itu tidak pernah memberinya sebuah jawaban...bahkan semakin parah,

Kenapa? mereka yang memperlakukanku dengan buruk...tapi mengapa harus aku yang merasa bersalah?

Gadis tinggi semampai itu termenung dibawah pohon besar di halaman sekolahnya. Rambutnya tergerai,bergerak-gerak disapu angin sepoi-sepoi. Ia menengadahkan wajah ke langit. Sebuah senyum mengembang tatkala dilihatnya sebaris awan seputih kapas,dengan background birunya langit.

Baginya,langit adalah sahabat...bintang adalah penyemangat. Matahari adalah energi, dan bulan adalah pelipur laranya. Dia menyukai semua yang ada di langit. Semuanya...tanpa terkecuali.

"Nadira..." segerombolan anak putri menyapanya dengan segan (dan aneh). Nadira hanya senyum seadanya, dia kemudian menunduk lagi. Sorot mata teman-temannya membuatnya kembali 'ke dunia'.

mereka menganggapku aneh...

karena aku suka menyendiri dan menatap langit??

karena aku lebih sering diam saat mereka membicarakan kejelekan gadis lain?

karena aku menyukai laki-laki yang berbeda dari tipe laki-laki yang mereka inginkan?

karena...


karena aku lebih senang bercerita kepada laptop?
KENAPA MEREKA TIDAK BERTANYA SAJA KEPADAKU...TIDAKKAH MEREKA TAHU BAHWA SOROT MATA MEREKA MELUKAIKU LEBIH DARI YANG MEREKA BAYANGKAN???!!

Nadira mulai menyadari,bahwa Ia berbeda. tapi ia belum menyadari...bahwa perbedaan yang dimilikinya mungkin adalah sesuatu yang salah. Ia hanya menganggap ia berbeda,dan menikmatinya. ia tidak peduli orang mengatakan apa,segalanya ia telan tanpa dirasa. Itu lebih baik,karena bila ia memikirkannya ia takkan pernah merasa 'hidup'. Ia hanya akan terus merasa salah.


Aku...Nadira yang berbeda. Yang apa adanya :)

0 komentar:

Posting Komentar

Quote

"Kau terpelajar,cobalah bersetia pada kata hati..."
Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © 2012 laugh out loud !Template by :Urangkurai.Powered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.